Faktor utama yang melandasi kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar ialah faktor karakteristik dan masalah perkembangan siswa. Pendekatan perkembangan dalam bimbingan merupakan pendekatan yang tepat digunakan disekolah dasar karena pendekatan ini lebih terorientasi kepada penciptaan lingkungan perkembangan bagi siswa dan berdasar kepada suatu program layanan yang terstruktur dan sistematis.
Bimbingan yang berorientasi pendekatan perkembangan bersifat lebih proaktif disbanding dengan bimbingan yang berorrientasi remediatif dan preventif. Bimbingan perkembangan terfokus kepada upaya mengembangkan kemampuan, sikap, dan keterampilan siswa yang mendukung keberhasilan siswa dalam belajar dengan cara menciptakan lingkungan perkembangan. Ada 4 komponen pokok dalam program bimbingan perkembangan yaitu :
1. Layanan dasar bimbingan
2. Layanan responsive
3. Perencanaan individual, dan
4. Pendukung system
Sejalan dengan aspek – aspek perkembangan siswa, layanan bimbingan disekolah dasar mencakup layanan bimbingan belajar, pribadi, social, dan karir.
1. Makna Dan Prinsip Umum Bimbingan
a. Makna Bimbingan
Bimbingan adalah proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal. Dari defenisi diatas dapat dimaknai bahwa :
1) Bimbingan adalah suatu proses. Sebagai suatu proses, bimbingan merupakan kegiatan yang berkelanjutan, berlangsung terus menerus dan bukan kegiatan seketika atau kebetulan.
2) Bimbingan adalah bantuan. Makna bantuan dalam bimbingan ialah mengembangkan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan siswa, memberikan dorongan dan semangat, menumbuhkan keberanian bertindak dan bertanggung jawab, mengembangkan kemampuan untuk memperbaiki dan mengubah perilakunya sendiri. Bantuan dalam bimbingan bukanlah memaksakan kehendak pembimbing kepada siswa melainkan menumbuhkan kemampuan siswa untuk memilih dan mengambil keputusan sendiri atas tanggung jawab sendiri.
3) Bantuan tiu diberikan kepada individu. Individu yang diberi bantuan adalah individu yang sedang berkembang dengan segala keunikannya.
4) Tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal. Perkembangan optimal yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan system nilai tentang kehidupan yang baik dan benar. Perkembangan optimal bukanlah semata-mata pencapaian tingkat kemampuan intelektual yang tinggi, yang ditandai dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan melainkan suatu kondisi dinamik dimana individu mampu mengenal dan memahami diri, berani menerima kenyataan diri, mengarahkan diri sesuai dengan kemampuan, kesemapatan, dan system nilai, melakukan pilihan dan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri. Dikatakan sebagai kondisi dinamik karena kemampuan tersebut akan berkembang terus dan hal ini terjadi karena individu berada di dalam serta menghadapi lingkungan yang terus berubah dan berkembang.
b. Prinsip – Prinsip Umum Bimbingan
Prinsip-prinsip yang dikemukan berikut berkenaan dengan tujuan, praktek, dan kaidah umum pelaksanaan bimbingan disekolah atau dalam tatanan pendidikan pada umumnya.
a) Bimbingan diberikan kepada individu yang sedang berada dalam proses berkembang. Ini berarti bahwa bantuan yang diberikan kepada siswa harus bertolak dari perkembangan dan kebutuhan siswa.
b) Bimbingan diperuntukan bagi semua siswa. Bimbingan tidak hanya ditujukan kepada siswa yang bermasalah atau salah satu tetapi ditujukan kepada semua siswa.
c) Bimbingan dilaksanakan dengan memperdulikan semua segi perkembangan siswa. Prinsip ini mengandung arti bahwa dalam bimbingan semua segi perkembangan siswa, baik fisik, mental, social, maupun emosional dipandang sebagai satu kesatuan dan saling berkaitan.
d) Bimbingan berdasar pada pengakuan atas kemampuan individu untuk menentukan pilihan. Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap siswa memiliki kemampuan untuk menentukan pilihan sendiri tentang apa yang akan dia lakukan.
e) Bimbingan adalah bagian terpadu dari proses pendidikan. Proses pendidikan bukanlah proses pengembangan aspek intelektual semata, melainkan proses pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa.
f) Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa merealisasikan dirinya. Prinsip ini mengandung arti bahwa bantuan di dalam proses bimbingan diarahkan untuk membantu siswa memahami dirinya, mengarahkan diri kepada tujuan yang realistic, dan mencapai tujuan yang realistic itu sesuai dengan kemampuan diri dan peluang yang diperoleh.
2. Kedudukan Dan Permasalahan Bimbingan Di Sekolah Dasar
Secara formal kedudukan bimbingan dalam Sistem Pendidikan di Indonesia telah digariskan di dalam Undang-Undang No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta perangkat Peraturan Pemerintahnya. Hal-hal yang berkenaan dengan Pendidikan Dasar, dimana Sekolah Dasar ada didalamnya, dibicarakan secara khusus dalam PP No. 28/1989. Pada pasal 25 dalam PP tersebut dikatakan bahwa :
1) Bibmbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
2) Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.
Pengakuan formal seperti ini mengandung arti bahwa layanan bimbingan disekolah dasar perlu dilaksanakan secara terprogram dan ditangani oleh orang yang memiliki kemampuan untuk itu. Untuk pendidikan di sekolah dasar pada saat ini, dengan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa serta penyelenggaraan system pendidikan sekolah dasar yang ditangani oleh guru kelas, maka layanan bimbingan disekolah dasar dalam banyak hal masih akan lebih efektif dilaksanakan secara terpadu dengan proses pembelajaran dan ditangani oleh guru kelas. Oleh karena itu, guru sekolah dasar dikehendaki memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menyelenggarakan layanan bimbingan.
Keberadaan bimbingan dalam pendidikan disekolah dasar terkait erat dengan system pendidikan dasra 9 tahun, dimana sekolah dasar merupakan penggalan dari system pendidikan dasar 9 tahun. System pendidikan dasar 9 tahun membawa konsekuensi kepada wajib belajar sampai dengan usia SLTP. Dan untuk sekolah dasar mempunyai kewajiban menyiapkan para lulusannya untuk memasuki pendidikan tingkat lanjutan, jelasnya SLTP.
Kebutuhan akan layanan bimbingan disekolah dasar berrtolak dari kebutuhan dan masalah perkembangan siswa. Temuan lapangan (Sunaryo Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa masalah-masalah perkembangan siswa sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi, dan social. Masalah-masalah perkembangan ini memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan disekolah dasar ialah rentang keragaman individual siswa yang amat lebar. Rentang keragaman siswa sekolah dasar bergerak dari siswa yang sangat pandai sampai dengan yang sangat kurang, dari siswa yang sangat mudah menyesuaikan diri, dari siswa yang tidak bermasalah sampai dengan siswa yang sarat masalah. Kondisi seperti ini akan memunculkan populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, antara lain mencakup :
a) Siswa dengan kecerdasan dan kemampuan tinggi.
b) Siswa yang mengalami kesulitan belajar.
c) Siswa dengan perilaku bermasalah.
3. Hubungan Bimbingan Dengan Kurikulum
Kurikulum merupakan rancangan pengalaman belajar bagi siswa untuk mempercepat perkembangan intelektualnya. Kenyataan menunjukkan bahwa siswa yang masuk sekolah memiliki keragaman intelektual dan rentang motivasi yang cukup besar. Akibatnya, pengembangan intelektual yang dirancang melalui pengalaman belajar kurikuler tidak dapat dipisahkan dari pengembangan aspek social dan emosional. Persoalan yang muncul ialah bagaimana siswa dapat mengambil manfaat yang maksimal dari pengalaman kurikuler disekolahnya, sehingga perkembangan yang terjadi pada diri siswa tidak hanya perkembangan aspek intelektual tetapi juga aspek non-intelektual seperti pada aspek social, emosi, sikap dan motivasi.
Kegiatan kurikuler disekolah yang diwujudkan dalam proses atau kegiatan pembelajaran hendaknya dapat mengakomodasi keragaman individual siswa. Untuk itu kegiatan pembelajaran harus memperhadapkan siswa kepada kemungkinan situasi untuk :
1) Belajar dalam kelompok besar.
2) Belajar dalam kelompok kecil, dan
3) Belajar sendiri.
Perencanaan kurikuler sekolah akan merupakan wahana yang kondusif bagi layanan bimbingan apabila memperhatikan hal-hal berikut :
a) Rancangan kegiatan kurikuler mencakup pengalaman belajar yang dapat mengembangkan aspek rasa dan kehendak (motivasi).
b) Rancangan kegiatan kurikuler menyediakan pengalaman bagi siswa untuk melaksanakan eksplorasi diri, yakni belajar memahami keadaan diri secara realistic dan belajar merumuskan serta menguji harapan dirinya.
c) Rancangan kegiatan kurikuler menyediakan pengalaman bagi siswa yang berkenaan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam perencanaan karir dan pendidikan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa hubungan bimbingan dengan kegiatan kurikuler disekolah terletak dalam dua hal pokok. Pertama, bimbingan merupakan piranti (instrumen) untuk memahami rentang kecakapan, prestasi, minat, kekuatan, kelemahan, masalah, dan karakteristik perkembangan siswa sebagai segi-segi esensial yang mendasar perencanaan kegiatan kurikuler. Kedua, bimbingan membantu siswa dalam memahami dan memasuki kegiatan belajar yang disediakan dalam pengalaman kurikuler itu.
4. Pendekatan Perkembangan Dalam Bimbingan
Ada empat pendekatan dapat dirumuskan sebagai pendekatan dalam bimbingan, yaitu:
1. Krisis.
Dalam pendekatan krisis, pembimbing menunggu munculnya sesuatu krisis dan dia bertindak membantu seseorang yang menghadapi krisis itu.
2. Remedial.
Didalam pendekatan remedial, guru akan memfokuskan bantuannya kepada upaya menyembuhkan atau memperbaiki kelemahan-kelemahan yang tampak.
3. Preventif.
Pendekatan preventif mencoba mengantisipasi masalah-masalah generic dan mencegah terjadinya masalah itu. Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus sekolah, narkotika, kenakalan, merokok dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada siswa secara umum.
4. Perkembangan (Myrick dalam Murc & Kottman, 1995)
Pendekatan perkembangan merupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif dibandingkan dengan ketika pendekatan sebelumnya. Pembimbing yang menggunakan pendekatan ini beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan siswa untuk mencapai keberhasilan disekolah dan dalam kehidupan.
Ada pola umum dalam proses perkembangan siswa, oleh karena itu perkembangan berlangsung dalam tata urutan tertentu. Dalam teori psikologi tata urutan itu dirumuskan sebagai tugas-tugas perkembangan. Tugas perkembangan diartikan sebagai perangkat perilaku yang harus dikuasi siswa dalam periode kehidupan tersebut akan mendasari keberhasilan penguasaan perangkat perilaku dalam periode berikutnya ; sedangkan kegagalan menguasai perangkat perilaku dalm periode kehidupan sebelumnya akan membawa siswa ke dalam kekecewaan, penolakan masyarakat, dan kesulitan didalam menguasai perangkat perilaku pada periode kehidupan berikutnya.
Dalam pendekatan perkembangan perolehan perilaku yang diharapkan terbentuk pada siswa perlu dirumuskan secara komprehensif dan rumusan itu akan menjadi dasar bagi pengembangan program bimbingan. Esensi strategi untuk membantu siswa mengembangkan dan menguasai perilaku yang diharapkan tersebut terletak pada pengembangan lingkungan belajar, yakni lingkungan yang memungkinkan siswa memperoleh perilaku baru yang lebih efektif. Didalam lingkungan belajar inilah dikembangkan peluang, harapan, pemahaman, persepsi yang memungkinkan siswa memperkuat dan memenuhi kebutuhan dan motif dasar mereka atau mungkin mendorong siswa untuk mengubah atau menyesuaikan kebutuhan dan motif dasar tersebut kepada perilaku dan nilai-nilai yang berkembang didalam lingkungan belajar. Didalam konsep bimbingan perkembangan lingkungan belajar seperti digambarkan diatas dirumuskan kedalam konsep lingkungan perkembangan manusia atau ekologi perkembangan manusia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment